Bongkar Rahasia 'Pop' di Balik Berondong Jagung!

sumber gambar: Peter Schad via unsplash
Siapa tak kenal berondong jagung? Camilan renyah ini seolah wajib hadir saat menonton film atau bersantai. Namun, pernahkah terlintas di pikiran, mengapa biji jagung kecil dan keras itu bisa "meledak" dan berubah menjadi gumpalan putih empuk yang ringan?
Jawabannya bukan sihir, melainkan gabungan fisika dan kimia yang luar biasa rapi.
Kunci utama di balik fenomena ini terletak pada struktur khusus biji jagung jenis Zea mays everta. Tidak seperti jagung manis atau jagung biasa, varietas popcorn memiliki cangkang luar yang sangat keras dan kedap air, yang disebut pericarp. Di dalamnya, terdapat pati (endosperma) dan sedikit air, idealnya sekitar 13−14% dari total berat biji.
sumber gambar: Laura Nyhuis via unsplash
Ketika biji jagung dipanaskan—baik di panci, mesin, atau microwave—panas meresap ke dalam. Air yang terperangkap di dalam cangkang keras itu mulai berubah menjadi uap. Karena uap air tidak punya jalan keluar, tekanan di dalam biji terus menumpuk dan meningkat drastis.
Saat suhu mencapai kira-kira 180∘C, tekanan internal biji bisa melonjak hingga sekitar 9 atmosfer (hampir 9 kali lipat tekanan udara normal). Pada titik inilah, cangkang pericarp yang semula perkasa tidak mampu lagi menahan beban.
Terjadi ledakan!
Cangkang pecah, dan tekanan yang tiba-tiba dilepaskan memaksa pati panas di dalamnya mengembang dengan sangat cepat. Pati yang semula padat berubah wujud menjadi busa putih yang lembut, lalu mendingin dan mengeras, membentuk struktur berpori mirip styrofoam—inilah yang kita sebut popcorn. Suara "pop" yang khas itu adalah bunyi keras pelepasan tekanan yang sangat cepat, bahkan bisa membuat gumpalan popcorn melompat beberapa sentimeter dari permukaan.
Jadi, setiap kali menikmati berondong jagung, kita sebenarnya sedang menikmati hasil dari sebuah ledakan kecil yang sempurna. Sains di dapur kita memang seasyik itu!






