Garam Himalaya Lebih Sehat dari Garam Dapur? Mari Kita Bedah Bersama

user avatar
AkmalAzizi·09/25/2025T10:12Z
点赞
Garam Himalaya Lebih Sehat dari Garam Dapur? Mari Kita Bedah Bersama

sumber gambar utama: rebecca via pexels.com

Popularitas Garam Himalaya telah meroket, mengubah display garam di dapur kita dari sekedar putih menjadi merah muda. Warna pink yang mencolok ini bukan sekedar daya tarik estetika ("bukan sekedar pink"), tetapi diklaim sebagai bukti kandungan 84 mineral penting yang menjadikannya pengganti garam rafinasi yang jauh lebih sehat. Banyak Kamu yang beralih karena khawatir terhadap proses pemutihan dan zat aditif pada garam dapur biasa.

Namun, di tengah klaim kesehatan yang bombastis, penting untuk dicatat bahwa Garam Himalaya dan garam dapur memiliki satu kesamaan fundamental: keduanya hampir sepenuhnya terdiri dari Natrium Klorida (NaCl). Pertanyaannya: Apakah kandungan mineral alami yang tersisa benar-benar memberikan manfaat signifikan untuk tekanan darah dan kesehatan Kamu? Mari kita bedah bersama fakta dan mitosnya.

Garam Dapur: Yodium dan Isu Pengganti Garam Rafinasi

bb8eb12d-a55c-4402-a7a8-3145d18aa7d2.jpeg

sumber gambar: tara winstead via pexels.com

Sebelum memuja Garam Himalaya, Kamu perlu memahami peran garam dapur yang sering dicap "jahat." Garam dapur adalah garam rafinasi, yang berarti telah melalui proses pemurnian ekstensif untuk menghilangkan semua kotoran dan, ironisnya, juga mineral alami (seperti yang terdapat pada garam laut). Hasil akhirnya adalah Natrium Klorida murni (sekitar 99% NaCl).

Apa keunggulan terbesar garam dapur?

Yodium dan Kesehatan: Hampir semua garam dapur yang dijual komersial telah diperkaya yodium (iodized salt). Yodium adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk fungsi tiroid yang sehat dan sangat krusial untuk mencegah gondok dan gangguan kognitif. Ini adalah fitur yodium dan kesehatan yang secara historis terbukti memberikan manfaat kesehatan publik yang masif.

Ketika Kamu mencari pengganti garam rafinasi, Kamu harus memastikan Kamu mendapatkan sumber yodium yang memadai dari makanan lain, karena Garam Himalaya umumnya tidak mengandung yodium tambahan.

Keunggulan Garam Himalaya: 84 Mineral Penting?

de409545-dda9-4701-a53f-d44cd47e212c.jpeg

sumber gambar: monicore via pexels.com

Daya tarik utama Garam Himalaya adalah klaim kandungan 84 mineral penting termasuk Kalium, Magnesium, dan Kalsium yang dianggap membantu menyeimbangkan kadar air dan mengelola tekanan darah. Warna pink unik itu sendiri berasal dari zat besi (iron oxide) yang merupakan salah satu mineral alami tersebut.

Secara teknis, klaim ini benar; Garam Himalaya mengandung mineral alami yang tidak dimiliki oleh garam dapur.

Namun, mari kita lihat angkanya secara objektif:

  • Komposisi Dominan: Garam Himalaya masih mengandung 97-98% Natrium Klorida.

  • Jumlah yang Minim: Mineral yang tersisa (Kalium, Kalsium, Magnesium, dll.) hanya menyumbang sekitar 2-3% dari total berat. Untuk mendapatkan dosis harian Kalium yang signifikan (yang penting untuk menyeimbangkan efek Natrium pada tekanan darah), Kamu harus mengonsumsi Garam Himalaya dalam jumlah yang tidak sehat, sehingga meningkatkan resiko kelebihan natrium.

Dengan kata lain, meskipun Garam Himalaya lebih natural dan bukan sekedar pink, manfaat nutrisinya tidak sebanding dengan manfaatnya dari mengonsumsi makanan kaya Kalium (seperti pisang atau bayam).

Porsi adalah Kunci Garam Sehat

Kamu mungkin sudah mulai bingung, mana yang lebih baik? Jawabannya terletak pada porsi, bukan sekedar jenis.

Stop ambil resiko! Jika Kamu peduli dengan natrium dan tekanan darah, konsultasikan dengan ahli gizi dan temukan panduan porsi garam sehat yang benar untuk diet Kamu. Klik di sini untuk panduan porsi harian Natrium yang direkomendasikan!

Natrium dan Tekanan Darah serta Resiko Kelebihan Natrium

Baik Garam Himalaya maupun garam dapur sama-sama tinggi Natrium. Konsumsi Natrium berlebihan adalah pemicu utama hipertensi (darah tinggi), yang kemudian meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke.

Beralih dari garam dapur ke Garam Himalaya tidak mengurangi resiko kelebihan natrium Kamu jika Kamu terus menggunakan jumlah yang sama. Bahkan, beberapa orang mungkin cenderung menggunakan Garam Himalaya lebih banyak karena mengira itu garam sehat, padahal efeknya pada tekanan darah tetap sama.

Keputusan Praktis! Bukan Sekedar Pink

Kesimpulannya, perdebatan garam himalaya vs garam dapur lebih pada preferensi gaya hidup daripada revolusi nutrisi:

  1. Yodium dan Kesehatan: Jika Kamu memilih Garam Himalaya (pengganti garam rafinasi), pastikan Kamu mendapat yodium dari makanan lain (seperti makanan laut atau produk susu).

  2. Garam Sehat: Kunci garam sehat adalah membatasi asupan Natrium total Kamu (disarankan kurang dari 2.000 mg per hari), terlepas dari apakah itu garam dapur putih atau Garam Himalaya pink.

Garam Himalaya dapat sekedar menjadi pilihan Kamu karena belum melalui pemurnian yang ekstrem atau karena Kamu menyukai citra rasa gourmet yang sedikit berbeda. Namun, untuk melindungi tekanan darah Kamu dan menghindari resiko kelebihan natrium, Kamu harus fokus pada pengendalian porsi, bukan sekedar perbedaan warna atau klaim 84 mineral penting.

Artikel TerbaruLihat lebih banyak

sumber gambar: Jakarta Running Festival Official WebsiteWeekend ini jalur Sudirman-Thamrin akan jadi milik para pelari Jakarta Running Festival 2025. Selamat, kita sudah melewati fase latihan berat! Sekarang, kunci sukses mencapai garis fin
Siap Half Marathon JRF? Cek 3 Power-Up Wajib Bawa di GBK!
Sumber gambar utama: dragana991 via iStockMemulai bisnis kue memang terlihat manis di luar, tapi di balik aroma butter dan adonan lembut, ada banyak jebakan yang sering bikin pebisnis kue pemula gagal di tengah jalan. Banyak yang semangat d
7 Kesalahan Fatal Pebisnis Kue Pemula Dan Cara Menghindarinya Biar Nggak Keteteran di Dapur
sumber gambar: Peter Schad via unsplashSiapa tak kenal berondong jagung? Camilan renyah ini seolah wajib hadir saat menonton film atau bersantai. Namun, pernahkah terlintas di pikiran, mengapa biji jagung kecil dan keras itu bisa "meledak"
Bongkar Rahasia 'Pop' di Balik Berondong Jagung!