Stop Tularin Kolega! Etika Pakai Masker Saat Batuk dan Flu di Kantor

sumber gambar: Usman Yousaf via unsplash
Musim pancaroba dan hujan datang lagi. Tandanya? Flu dan batuk seolah jadi tamu langganan yang sulit diusir. Banyak dari kita yang terpaksa tetap beraktivitas meski kondisi tubuh sedang tidak fit—terutama saat harus pergi ke kantor atau naik transportasi umum.
Sejak pandemi berlalu, banyak yang mengira kewajiban masker sudah hilang. Padahal, bagi yang sedang sakit, penggunaan pelindung wajah ini bukan soal aturan, tapi soal tanggung jawab sosial.
Di Ruangan Ber-AC: Tanggung Jawab Kita Bersama
sumber gambar: Rendy Novantino via unsplash
Bayangkan skenarionya: kita berada di kantor, di dalam ruangan tertutup ber-AC. Udara yang bersirkulasi di sana-sini membuat risiko penularan kuman dan virus, termasuk penyebab flu dan batuk, meningkat drastis. Satu batuk keras saja bisa menyebar ke seluruh ruangan.
Jika kita merasa tenggorokan gatal dan mulai bersin-bersin, memakai masker adalah bentuk empati tertinggi. Dengan memakai masker medis atau masker duckbill yang dirancang nyaman, kita akan memblokir droplet yang membawa virus flu. Ini artinya, kita melindungi kolega yang mungkin punya kondisi tubuh lebih rentan, seperti mereka yang punya alergi kronis atau sistem imun rendah.
Etika di kantor itu sederhana: Kalau tahu sedang sakit (terutama yang gejalanya flu dan batuk), gunakan masker sejak langkah pertama masuk ke gedung. Jaga agar hidung dan mulut tertutup rapat, bukan hanya menggantung di dagu.
Bertransportasi: Jangan Bawa Virus Pulang
sumber gambar: Muchammad Basith Ramadhani via unsplash
Situasi di transportasi umum (KRL, Transjakarta, MRT) bahkan lebih menantang. Kepadatan penumpang, ditambah durasi perjalanan yang lama, menciptakan lingkungan ideal bagi virus.
Kita mungkin melihat banyak orang yang sudah tidak memakai masker. Namun, jika kita sedang terserang flu, memakai masker bukan pilihan, melainkan kewajiban moral. Ingat, droplet dari satu bersin saja bisa menjangkau orang yang duduk di sebelah, depan, bahkan berdiri di belakang kita.
Saran terbaik saat berada di angkutan umum?
-
Selalu Bawa Masker Cadangan: Masker medis atau masker duckbill yang basah karena keringat, bersin, atau terkena air hujan akan kehilangan efektivitasnya. Segera ganti masker yang terasa lembap.
-
Jaga Jarak (Jika Mungkin): Jika melihat ada tempat yang sedikit lebih lapang, pilihlah posisi tersebut.
-
Masker untuk Semua Orang: Walaupun kita sakit, pemakaian masker juga melindungi diri sendiri dari kuman lain yang mungkin dibawa oleh orang lain, apalagi saat musim pancaroba dengan banyak penyakit bertebaran.
Pada akhirnya, penggunaan masker saat terserang flu dan batuk di ruang publik adalah bentuk penghargaan terhadap kesehatan orang lain. Ini adalah tanggung jawab sosial kecil yang berdampak besar pada upaya menekan angka penularan penyakit musiman di tengah-tengah kita. Mari kita saling jaga, mulai dari menjaga apa yang keluar dari mulut dan hidung kita.






