Bukan Sekadar Gaya, Cara Smartwatch Deteksi Bahaya Hipoksia di Ketinggian

user avatar
aldeanp·10/15/2025T04:59Z
点赞
Bukan Sekadar Gaya, Cara Smartwatch Deteksi Bahaya Hipoksia di Ketinggian

sumber gambar: mirsad mujanovic via pexels

Saat kaki mulai menapak di ketinggian, tantangan sesungguhnya bukan hanya pada medan, tetapi pada respons tubuh terhadap lingkungan yang berubah. Udara semakin tipis, dan risiko kelelahan ekstrem atau bahkan acute mountain sickness meningkat. Di sinilah smartwatch bertransformasi dari sekadar alat waktu menjadi co-pilot kesehatan yang kritis.

Dua fitur terpenting yang wajib diperhatikan para petualang adalah Detak Jantung (Heart Rate) dan Saturasi Oksigen Darah (SpO2​).

Sensor Detak Jantung memanfaatkan teknologi LED optik yang memancarkan cahaya ke pergelangan tangan. Sensor ini mengukur seberapa cepat darah mengalir. Bagi pendaki, data detak jantung bukan hanya soal kalori yang terbakar, tetapi indikator tingkat kelelahan dan stres. Detak jantung yang tiba-tiba melonjak tinggi padahal jalur relatif landai, bisa jadi peringatan bahwa tubuh perlu istirahat segera. Sebaliknya, detak yang terlalu lambat saat istirahat menunjukkan pemulihan yang baik.

7d4762c2-bd55-40a1-8d15-b2feb8a9b0f1.jpeg

sumber gambar: Omar Ramadhan via unsplash

Yang lebih krusial di ketinggian adalah SpO2​, atau yang sering disebut Pulse Oximetry. Di dataran rendah, kadar oksigen dalam darah kita idealnya 95−100%. Saat naik gunung, kadar ini akan turun karena tekanan udara yang lebih rendah. Jika SpO2​ turun terlalu jauh—misalnya di bawah 90%—itu adalah sinyal bahaya serius (Hipoksia). Smartwatch menggunakan sensor SpO2​ untuk memberikan bacaan non-invasif. Dengan memonitor angka ini secara berkala, pendaki bisa memutuskan apakah harus memperlambat langkah, atau bahkan membatalkan summit demi keselamatan.

Intinya, smartwatch mengubah data biologis menjadi informasi praktis. Ini membantu membuat keputusan yang cerdas di lingkungan di mana tubuh tidak bisa berbohong.

Artikel Terkait

Sumber gambar utama: Sitthiphong via iStockTeknologi kini semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, bahkan melalui benda kecil yang menempel di pergelangan tangan. Jika dulu jam hanya digunakan untuk melihat waktu, kini smartwatch ha
Smartwatch, Lebih dari Sekadar Penunjuk Waktu. Apa Manfaatnya untuk Kamu?

Artikel TerbaruLihat lebih banyak

sumber gambar: Sebastian Scholz (Nuki) via unsplashSelamat datang di era smart home! Pintu rumah kini bukan lagi sekadar kayu atau besi, melainkan gerbang canggih yang bisa dibuka hanya dengan sentuhan jari atau kode. Ya, kita bicara tentan
Mau Ganti Smart Door Lock? Baca Ini Dulu Sebelum Terlanjur Beli
sumber gambar: Amanz via UnsplashPernah merasa masa pakai baterai ponsel makin hari makin turun? Rasanya baru sebentar dicas, eh sudah harus cari colokan lagi. Wajar kalau kita panik, apalagi ponsel zaman sekarang harganya tidak main-main.K
Ngecas Sampai 100% Bikin Rusak? Cek Fakta Kesehatan Baterai
sumber gambar: macrumors via googleAkhirnya yang ditunggu-tunggu tiba! iPhone 17 Series sudah mendarat dengan manis di Indonesia. Begitu HP baru ini di tangan, tentu hal pertama yang terlintas adalah: bagaimana cara melindunginya dari ‘musu
iPhone 17 is Here! Jangan Sampai Lecet, Pilih Case dan Tempered Glass Terbaik!