STOP! Jangan Biarkan Luka Terbuka, Ini Fakta Plester yang Wajib Diketahui

user avatar
aldeanp·10/16/2025T08:58Z
点赞
STOP! Jangan Biarkan Luka Terbuka, Ini Fakta Plester yang Wajib Diketahui

sumber gambar: Tara Winstead via pexels

Kita semua pasti pernah jatuh, tergores, atau tersayat kecil di dapur. Saat kejadian itu terjadi, biasanya secara otomatis kita akan teringat nasihat turun-temurun tentang cara merawatnya.

Sayangnya, beberapa nasihat yang sudah mendarah daging itu ternyata keliru, bahkan bisa menghambat proses penyembuhan, lho!

Mari kita bedah tuntas 3 mitos paling umum seputar luka kecil dan apa fakta sebenarnya.

Mitos 1: Luka Harus Dibiarkan Terbuka Supaya Cepat Kering

a person with a small tattoo on their arm

sumber gambar: Markus Spiske via unsplash

Anggapan Umum: Banyak yang percaya, membiarkan luka gores atau lecet terbuka dan terkena udara akan membuatnya cepat mengering dan membentuk koreng, yang konon merupakan tanda kesembuhan.

FAKTA Sebenarnya: Justru Harus Ditutup dan Dijaga Lembap!

Fakta ilmiah yang sudah terbukti sejak tahun 1960-an justru menunjukkan sebaliknya. Luka yang ditutup dan dijaga dalam kondisi lembap akan sembuh jauh lebih cepat.

  • Peran Plester: Plester modern seperti Hansaplast bekerja dengan menciptakan lingkungan penyembuhan yang ideal. Lapisan perekatnya melindungi luka dari kotoran, debu, dan bakteri di luar.

  • Mengapa Lembap Lebih Baik? Ketika luka lembap (tidak basah kuyup, ya!), sel-sel kulit baru bisa tumbuh dan bermigrasi dengan lebih optimal tanpa hambatan. Jika luka dibiarkan kering dan membentuk koreng tebal, sel-sel di bawahnya harus "bekerja keras" menembus lapisan kering itu, memperlambat proses penyembuhan dan seringkali meninggalkan bekas luka yang lebih jelas.

  • Intinya: Menutup luka dengan plester yang bersih, baik itu plester kain, transparan, atau hidrokoloid, adalah langkah pertama untuk memastikan kesembuhan yang optimal dan meminimalkan risiko infeksi.

Mitos 2: Perih Saat Membersihkan Luka Berarti Obatnya Bekerja

Anggapan Umum: Penggunaan cairan antiseptik yang menimbulkan sensasi perih atau panas dianggap sebagai indikator bahwa kuman sedang "terbunuh" dan obatnya ampuh.

FAKTA Sebenarnya: Perih Adalah Tanda Iritasi pada Jaringan Kulit!

Sensasi perih yang tajam justru menandakan iritasi dan kerusakan pada sel-sel kulit yang sehat di sekitar luka.

  • Hindari Alkohol dan Hidrogen Peroksida: Kedua zat ini sering digunakan di masa lalu, tetapi kini tidak direkomendasikan untuk luka terbuka. Zat-zat ini terlalu keras dan dapat merusak jaringan kulit baru yang sedang terbentuk, sehingga memperlambat penyembuhan.

  • Solusi Modern yang Aman: Para ahli kini menyarankan pembersih luka dengan formula yang lebih lembut, seperti yang mengandung PHMB (Polyhexanide) atau cukup menggunakan air mengalir yang bersih untuk luka ringan. Cairan antiseptik modern dirancang untuk membunuh bakteri tanpa menyakiti sel-sel kulit sehat, alias bebas rasa perih.

  • Langkah Benar: Bersihkan luka dengan hati-hati (tanpa digosok), keringkan dengan lembut, dan baru pasang plester yang sudah dilengkapi bantalan pelindung yang tidak lengket.

Mitos 3: Plester Cukup Dipakai Sampai Terlepas Sendiri

f436ddeb-1e99-4ff3-9fb1-5366ee46bf47.jpeg

sumber gambar: Diana Polekhina via pexels

Anggapan Umum: Selama plester masih menempel, berarti masih melindungi luka. Jadi, tidak perlu diganti kecuali sudah benar-benar terkelupas.

FAKTA Sebenarnya: Plester Wajib Diganti Secara Rutin!

Plester, meskipun terlihat bersih dari luar, bisa menjadi lembap atau terkontaminasi di bagian bantalan yang menempel pada luka, terutama setelah terkena keringat, air mandi, atau setelah beraktivitas seharian.

  • Pentingnya Pergantian Rutin: Ganti plester setidaknya sekali sehari atau segera setelah plester menjadi kotor atau basah. Plester yang basah atau kotor adalah tempat yang ideal untuk bakteri berkembang biak.

  • Proses yang Benar Saat Ganti Plester:

    1. Lepaskan plester lama secara perlahan (tips: basahi sedikit bagian perekatnya agar tidak sakit).

    2. Bersihkan kembali luka dengan antiseptik non-perih atau air bersih.

    3. Pastikan luka sudah dalam kondisi lembap (bisa dioleskan salep luka jika perlu) lalu tutup dengan plester baru.

  • Plester Inovasi Khusus: Beberapa plester hidrokoloid high-tech memang dirancang untuk daya rekat hingga 72 jam (3 hari). Meskipun begitu, tetap perhatikan kondisi luka di dalamnya.

Kesimpulan:

Perawatan luka kecil bukan tentang membiarkannya "kering di udara", melainkan tentang melindungi dan memelihara kelembapannya agar sel kulit bisa beregenerasi dengan cepat dan tanpa gangguan. Dengan plester yang tepat, luka kecil di kulit tidak akan lagi menjadi masalah besar.

Artikel TerbaruLihat lebih banyak

Ilustrasi produk bodycare. Foto: webphotographeer/istockphotoDalam dunia perawatan kulit, istilah mencerahkan dan memutihkan sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Banyak produk body lotion, serum, hingga kr
10/24/2025T03:20Z
Pahami Bedanya Klaim Produk yang  Mencerahkan dan Memutihkan Kulit
Ilustrasi seorang wanita memakai krim tabir surya. Foto: kupicoo/istockphotoMerawat kulit agar tetap sehat dan terlindungi dari sinar matahari kini tidak hanya soal memakai sunscreen biasa. Tren skincare modern menghadirkan sun serum, produ
Apakah Pakai Sun Serum Lebih Efektif Daripada Sunscreen Biasa?
Sumber gambar utama: bymuratdeniz via iStockRambut lepek tapi nggak sempat keramas? Tenang, dry shampoo bisa jadi penyelamat kamu! Produk ini memang sedang naik daun karena kepraktisannya yang bisa bikin rambut terlihat bersih dan segar tan
Jangan Sembarangan! Begini Cara Menggunakan Dry Shampoo yang Benar agar Tidak Merusak Rambut