Hati-hati! 3 Kesalahan Fatal Saat Mengoles Balsem Otot


sumber gambar: Towfiqu Barbhuiya via pexels
Pegalan dan keseleo memang akrab sekali dengan kegiatan sehari-hari, apalagi setelah seharian duduk di depan laptop atau terlalu semangat berolahraga. Senjata andalan kita biasanya sama: krim atau balsem hangat. Sensasi panas yang timbul sering kali terasa seperti "sentuhan ajaib" yang langsung meredakan.
Tapi, tahukah kalau ada aturan mainnya? Tidak semua rasa sakit boleh langsung disambut dengan kehangatan.
Panas Itu untuk Pegal, Bukan Luka Baru
Prinsip dasarnya begini: panas berfungsi untuk melemaskan otot yang tegang, meningkatkan aliran darah ke area tersebut, dan memberikan sensasi relaksasi. Ini sempurna untuk pegal linu, kaku leher, nyeri punggung kronis, atau otot yang tegang karena aktivitas.
Namun, kalau keseleo atau terkilir baru (biasanya disertai bengkak dan memar), sebaiknya tahan dulu keinginan untuk mengoles krim hangat. Keseleo adalah cedera akut yang melibatkan peradangan. Panas justru bisa memperburuk pembengkakan dan peradangan di awal cedera, lho! Untuk 24–48 jam pertama, cedera baru lebih cocok ditangani dengan kompres dingin untuk meredakan bengkak. Baru setelah bengkak mereda, krim hangat boleh dioleskan untuk membantu proses pemulihan.

sumber gambar: Ake Ngiamsanguan via iStock
Tiga Aturan Emas Penggunaan yang Aman
Agar krim pereda nyeri bekerja maksimal tanpa efek samping, perhatikan tiga hal ini:
1. Hindari Area Sensitif dan Luka Terbuka Krim hangat mengandung bahan aktif seperti methyl salicylate dan menthol yang bisa sangat mengiritasi. Jangan pernah mengoleskannya pada luka terbuka, kulit yang lecet, mata, hidung, atau area sensitif lainnya. Setelah mengoles, segera cuci tangan hingga bersih dengan sabun. Ini penting untuk mencegah iritasi mata yang tak disengaja.
2. Jangan Dibungkus atau Ditimpa Panas Kebanyakan orang berpikir membungkus area yang sudah diolesi krim hangat dengan perban ketat atau menimpanya dengan bantal pemanas akan memperkuat efek. Padahal, ini fatal! Panas yang terperangkap dapat menyebabkan kulit mengalami iritasi parah, bahkan chemical burn (luka bakar kimia). Biarkan saja krimnya bekerja dengan sendirinya di udara terbuka.
3. Oleskan Tipis dan Secukupnya Tidak perlu boros mengoles krim tebal-tebal. Krim pereda nyeri adalah obat luar. Cukup oleskan tipis dan merata sambil dipijat lembut agar terserap kulit. Jika kulit terasa sangat panas, itu tandanya sudah terlalu banyak. Segera bersihkan dengan air dingin atau minyak goreng/minyak zaitun untuk menetralkan rasa panas berlebih (air saja sering kali tidak cukup).
Memahami kapan menggunakan panas dan kapan menggunakan dingin, serta bagaimana cara menggunakannya yang tepat, adalah kunci untuk mendapatkan manfaat maksimal dari produk pereda nyeri yang kita punya. Selamat beraktivitas tanpa pegal!