Stop Pakai Setting Default! Ubah 3 Pengaturan Ini, Hasil Video Jauh Beda!

sumber gambar: Ron Lach via pexels
Banyak kreator pemula merasa hasil videonya masih terlihat "terlalu digital" atau seperti sinetron, meskipun sudah menggunakan kamera mirrorless yang mahal. Masalahnya jarang ada di kualitas kamera, melainkan pada pengaturan kamera itu sendiri.
Tampilan sinematik yang kita lihat di film atau vlog kelas atas dihasilkan dari setting yang meniru cara kerja film analog. Kunci untuk mencapainya ada pada tiga elemen pengaturan yang harus selalu sinkron.
Kunci #1: Frame Rate (Pilih 24fps)
sumber gambar: Henadzi Pechan via iStock
Frame rate adalah jumlah gambar yang ditampilkan kamera setiap detik.
-
Pilihan Frame Rate Paling Umum: 30fps atau 60fps.
-
Pilihan Frame Rate Sinematik: 24fps (Frames per second).
Film-film Hollywood menggunakan 24fps. Angka ini menghasilkan sedikit motion blur alami (gerakan kabur) yang membuat video terasa lebih lembut, seperti melihat mimpi, dan enak dilihat dalam porsi vlog yang dinarasikan.
Jika merekam vlog harian yang dinamis, gunakan 30fps. Tetapi jika ingin tampilan yang elegan dan sinematik, ubah setting kamera ke 24fps.
Kunci #2: Shutter Speed (Ikuti Rumus 180 Derajat)
sumber gambar: fotolgahan via iStock
Ini adalah rahasia terbesar para videographer dan merupakan setting yang paling sering diabaikan pemula. Shutter speed adalah kecepatan rana kamera terbuka saat merekam satu frame.
Agar gerakan terlihat natural (tidak stuttering atau patah-patah), kita harus mengikuti Rumus 180 Derajat.
Rumus 180 Derajat: Shutter Speed harus selalu dua kali lipat dari Frame Rate.
Frame Rate | Shutter Speed Ideal | Keterangan |
24fps | 1/50 detik | Hasil paling sinematik dan lembut. |
30fps | 1/60 detik | Setting standar untuk vlog harian dan berita. |
60fps | 1/125 detik | Untuk rekaman gerak lambat (slow motion). |
Jika shutter speed terlalu cepat (misalnya 1/1000 detik), gerakan orang atau objek akan terlihat kaku (stuttering). Dengan mengikuti Rumus 180 Derajat, video vlog kita akan memiliki tingkat motion blur yang ideal, membuat pergerakan terlihat sangat mulus.
Catatan Penting: Karena shutter speed 1/50 detik membuat banyak cahaya masuk, kamera sering membutuhkan ND Filter (filter gelap seperti kacamata hitam) saat vlogging di luar ruangan agar video tidak over-exposed (terlalu terang).
Kunci #3: Picture Profile (Pilih Flat atau S-Cinetone)
sumber gambar: Scott McKenna via YouTube
Setelah mengatur frame rate dan shutter speed, sentuhan terakhir adalah memilih profil warna. Setting default kamera biasanya terlalu kontras dan saturasi warnanya tinggi.
Untuk memberikan ruang editing dan color grading yang maksimal, kita perlu Picture Profile yang flat (datar) atau log.
-
Log/Flat Profile (Contoh: S-Log3): Memberikan hasil video yang terlihat kusam atau abu-abu. Jangan khawatir! Ini adalah kanvas terbaik untuk color grading di tahap editing. Hasil akhir yang bisa didapatkan akan lebih kaya dan sinematik.
-
S-Cinetone: Jika tidak ingin repot color grading, kamera untuk vlog modern seperti seri Sony ZV memiliki profil S-Cinetone. Profil ini memberikan warna sinematik yang halus dan bagus langsung dari kamera, tanpa perlu banyak diolah.
Menguasai tiga pengaturan kamera ini (24fps, Rumus 180 Derajat, dan Picture Profile yang tepat) adalah langkah nyata untuk membedakan video vlog kita dari rekaman amatir. Saatnya beralih dari mode otomatis ke mode manual untuk kualitas vlog yang profesional!




