Vlog Kualitas Hollywood? Kenali 3 Jenis Lensa Kamera Penentu Kualitasmu

sumber gambar: Paul Skorupskas via unplash
Dulu, punya kamera mirrorless yang canggih sudah cukup. Tapi zaman berubah. Semua kreator sekarang tahu, kualitas video vlog tidak hanya ditentukan oleh bodi kamera, melainkan oleh lensa kamera yang terpasang di depannya.
Jika merasa hasil videonya kurang punchy, bokeh-nya tipis, atau video handheld terlihat terlalu zoom, mungkin waktunya melirik lensa baru.
Masalah Utama: Lensa Kit dan Keterbatasan Wide
Saat pertama membeli kamera untuk vlog, biasanya kita mendapatkan lensa kit. Lensa ini memang serbaguna, tapi punya dua kelemahan fatal untuk vlogging:
-
Bukaan (Aperture) Kecil: Angka F-nya biasanya mulai dari f/3.5 atau f/4.0. Ini membuat hasil video kurang ciamik di low light dan sulit mendapatkan bokeh yang cantik.
-
Tidak Cukup Wide: Untuk merekam diri sendiri saat handheld (selfie vlog), lensa kit sering kali tidak cukup lebar. Wajah bisa memenuhi seluruh frame, dan latar belakang (background) tidak terlihat, padahal latar belakang adalah bagian penting dari storytelling.
Lensa Wajib #1: Ultra-Wide (Wajib Handheld)
sumber gambar: tunart via iStock
Jika senang bepergian atau merekam diri sambil berjalan, prioritas utama adalah lensa ultra-wide. Cari lensa dengan focal length di kisaran 10mm hingga 16mm (pada sensor APS-C), seperti Sony E 11mm f/1.8 dan Sigma 16mm f/1.4 DC DN.


Lensa wide ini memastikan wajah tetap terlihat, tangan yang memegang kamera tidak terlalu menonjol, dan sebagian besar lingkungan terekam. Hasilnya, vlog terasa lebih dinamis, profesional, dan menyenangkan untuk ditonton. Ini adalah jenis lensa kamera yang mutlak harus dimiliki oleh travel vlogger.
Lensa Wajib #2: Prime Lens (Raja Bokeh Sinematik)
sumber gambar: Ankita Gupta via unpslash
Untuk video talking head (review produk, podcast video, atau konten yang direkam di dalam ruangan), lensa prime adalah jawabannya. Lensa prime adalah lensa yang tidak bisa di-zoom, tetapi memiliki bukaan (aperture) yang sangat besar, seperti f/1.8 atau f/1.4.
Dengan bukaan sebesar itu:
-
Kualitas Bokeh Maksimal: Latar belakang akan sangat blur (creamy), membuat subjek (vlogger atau produk yang di-review) benar-benar menonjol. Ini adalah ciri khas tampilan sinematik.
-
Bagus di Low Light: Lensa ini mampu menangkap cahaya lebih banyak, membuat rekaman tetap jernih tanpa harus menaikkan ISO terlalu tinggi, sehingga meminimalkan noise (bintik-bintik).
Pilihan focal length yang populer untuk lensa kamera jenis ini adalah 30mm atau 50mm (ekuivalen). Coba bandingkan hasil video menggunakan lensa prime dengan lensa kit, dan perbedaannya akan terlihat drastis.
Lensa Wajib #3: All-Around (Keseimbangan Zoom dan Kualitas)
sumber gambar: Benjamin Jameson via unpslash
Bagi kreator yang hanya ingin membawa satu lensa kamera dan malas mengganti-ganti, cari lensa zoom yang menawarkan constant aperture f/2.8. Contohnya, lensa 17-70mm f/2.8.
Lensa zoom dengan f/2.8 ini lebih mahal, tetapi memberikan keseimbangan terbaik antara fleksibilitas zoom dan kualitas video. Meskipun tidak se-sinematik prime lens f/1.4, f/2.8 sudah sangat mumpuni untuk sebagian besar kebutuhan, mulai dari vlogging hingga B-roll.


Memilih lensa kamera yang tepat adalah langkah terbesar kedua setelah memilih kamera vlog itu sendiri. Jangan ragu berinvestasi pada jenis lensa kamera yang sesuai dengan gaya kontenmu, karena lensa ini akan bertahan jauh lebih lama daripada bodi mirrorless mana pun.


