Kuasai Flash Eksternal dengan Mode Manual

sumber gambar: emiphoto via iStock
Mode TTL memang sangat membantu, tapi ada kalanya fotografer butuh kendali penuh. Di sinilah mode manual (M) pada flash eksternal jadi pilihan utama. Jika TTL ibarat mobil matic yang serba otomatis, mode manual adalah mobil balap yang semua kontrolnya ada di tangan. Dengan mode manual, fotografer bisa menentukan sendiri seberapa kuat kekuatan camera flash akan menyala, mulai dari 1/1 (kekuatan penuh) hingga 1/128 (kekuatan terlemah).
sumber gambar: smart via unsplash
Mengapa harus repot mengatur flash manual? Karena seringkali kondisi pencahayaan tidak stabil. Dengan flash eksternal, terutama saat memotret potret, kita ingin wajah subjek selalu mendapatkan cahaya yang sama, meskipun posisi atau jaraknya sedikit berubah. Mode manual memastikan setiap bidikan memiliki kekuatan flash yang konsisten. Hasilnya, seluruh seri foto akan terlihat seragam, memudahkan saat proses editing.
Cara kerjanya sederhana. Putar mode flash dari TTL ke M, lalu atur kekuatan flashnya. Misalnya, atur ke 1/8. Coba bidik sekali. Jika foto terlalu terang (overexposed), turunkan kekuatannya, misalnya ke 1/16 atau 1/32. Sebaliknya, jika terlalu gelap (underexposed), naikkan kekuatannya ke 1/4 atau 1/2. Lakukan penyesuaian sampai mendapatkan pencahayaan yang pas.
Penggunaan flash eksternal mode manual ini sangat efektif untuk teknik off-camera flash. Dengan melepaskan flash dari kamera dan menempatkannya di samping subjek, kita bisa menciptakan bayangan yang dramatis dan dimensi yang lebih dalam pada foto. Ini membuka pintu menuju gaya fotografi yang lebih profesional dan artistik.
sumber gambar: PonyWangvia iStock
Jadi, ketika flash kamera mode otomatis sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan kreatif, saatnya beralih ke manual. Meskipun butuh sedikit usaha dan eksperimen, hasil yang didapatkan jauh lebih memuaskan. Dengan menguasai mode manual, fotografer benar-benar memegang kendali penuh atas pencahayaan, membuat setiap foto menjadi sebuah karya yang unik.


