Mengapa Parfum Saja Tidak Cukup untuk Atasi Bau Badan?

sumber gambar: unsplash.com
Pernah merasa bingung saat melihat deretan produk pengharum tubuh di toko? Ada yang namanya parfum, lalu ada juga deodoran dan antiperspirant. Sekilas, semuanya punya tujuan yang sama: bikin tubuh wangi. Tapi, sebenarnya ketiga produk ini punya fungsi dan cara kerja yang berbeda, lho! Memahami perbedaannya bisa membantu kita memilih produk yang tepat untuk kebutuhan kita sehari-hari.
Deodoran vs. Antiperspirant vs. Parfum: Apa Bedanya?
Pertama, mari kita luruskan dulu. Bau badan tidak disebabkan oleh keringat itu sendiri. Keringat yang keluar dari tubuh sebenarnya tidak berbau. Aroma tak sedap muncul saat keringat bercampur dengan bakteri alami di permukaan kulit.
- Deodoran adalah produk yang diformulasikan untuk melawan bakteri penyebab bau. Biasanya, deodoran mengandung bahan antibakteri yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri di area seperti ketiak. Jadi, tugas utamanya adalah mencegah bau badan. Deodoran bisa datang dalam bentuk roll-on, stick, atau spray, dan sering kali juga memiliki wewangian untuk menambah kesegaran.
- Antiperspirant punya misi yang berbeda. Sesuai namanya, produk ini dirancang untuk mengurangi produksi keringat. Bahan aktifnya, seperti senyawa aluminium, bekerja dengan cara menyumbat sementara kelenjar keringat, sehingga jumlah keringat yang keluar berkurang. Produk ini sangat cocok untuk yang punya masalah keringat berlebih. Karena keringatnya berkurang, otomatis bakteri tidak punya "bahan bakar" untuk berkembang biak, dan bau badan pun ikut dicegah.
- Nah, parfum sendiri adalah campuran minyak esensial, alkohol, dan zat aromatik lainnya. Fungsinya murni untuk memberikan aroma wangi pada tubuh. Parfum tidak memiliki kandungan antibakteri atau bahan yang bisa menghambat keringat. Artinya, parfum tidak bisa mengatasi bau badan yang sudah ada. Menggunakan parfum untuk menutupi bau badan justru bisa menciptakan aroma yang aneh dan tidak sedap saat wanginya bercampur dengan bau keringat. Jadi, parfum itu ibarat sentuhan akhir setelah tubuh bersih dan terbebas dari bau.
Bagaimana Parfum Bereaksi dengan Keringat dan Panas Tubuh?
Banyak orang yang heran kenapa wangi parfum bisa berubah atau cepat hilang saat tubuh berkeringat. Ini terjadi karena interaksi antara molekul wangi dan kondisi tubuh.
Parfum bekerja paling optimal saat disemprotkan pada kulit yang bersih, kering, dan hangat. Kehangatan tubuh, terutama di titik-titik nadi seperti pergelangan tangan atau leher, akan membantu molekul parfum menyebar dan "berkembang" seiring waktu. Namun, saat tubuh berkeringat, ada beberapa hal yang terjadi:
-
Keringat dapat mengubah komposisi aroma. Keringat mengandung garam, asam, dan senyawa lain yang bisa bereaksi dengan molekul parfum. Akibatnya, wangi parfum bisa berubah, yang awalnya segar bisa jadi terasa asam atau "tengik".
-
Panas mempercepat penguapan. Saat kita berolahraga atau beraktivitas, suhu tubuh meningkat. Parfum yang berbasis alkohol akan lebih cepat menguap pada suhu panas, sehingga wanginya tidak menempel lama di kulit. Ini sebabnya parfum tahan lama biasanya memiliki base note yang kuat, seperti musk atau amber, yang lebih sulit menguap dan bisa bertahan lebih lama di kulit.
sumber gambar: pexels.com
Jadi, urutan yang benar adalah: bersihkan tubuh, gunakan deodoran atau antiperspirant untuk mencegah bau dan keringat, baru setelah itu tambahkan parfum di titik-titik nadi untuk melengkapi penampilan dengan aroma yang khas. Dengan begitu, wangi tubuh akan maksimal dan rasa percaya diri akan terjaga sepanjang hari.





