Dompet Kering Gara-gara Tinta Printer? Ini Fakta yang Nggak Pernah Kamu Tahu!


sumber gambar: unsplash.com
Pernah merasa kantong kempes saat harus membeli tinta printer? Apalagi kalau pas mau mencetak dokumen penting, tiba-tiba muncul notifikasi "tinta habis". Panik? Sudah pasti. Tapi, coba pikirkan ini: pernah menghitung berapa harga tinta printer per mililiter (ml)? Fakta ini bisa jadi bikin melongo, karena ternyata harganya bisa jauh lebih mahal daripada parfum-parfum branded terkenal, bahkan bensin sekalipun.
Mari kita hitung-hitungan iseng. Satu botol kecil parfum bermerek ternama dengan isi 50 ml bisa dibanderol sekitar Rp1 juta atau bahkan lebih. Itu berarti, harga per mililiternya sekitar Rp20.000. Sekarang, kita beralih ke tinta printer. Satu cartridge tinta hitam standar biasanya berisi sekitar 5-10 ml, dengan harga jual di pasaran mulai dari Rp150.000. Jika dihitung, harga per ml tinta bisa mencapai Rp15.000 hingga Rp30.000. Nah, sekarang sudah kelihatan kan? Harga tinta printer memang "sadis"!
Kenapa bisa begitu? Salah satu alasannya adalah riset dan pengembangan. Pabrikan printer menginvestasikan miliaran dolar untuk memastikan tinta yang mereka produksi punya formula khusus. Tinta tersebut harus cepat kering, tahan lama, tidak mudah pudar, dan menghasilkan cetakan yang tajam. Semua teknologi itu, termasuk chip pada cartridge yang berkomunikasi dengan printer, membuat biaya produksi tinta menjadi sangat mahal.

sumber gambar: freepik.com
Maka tak heran, banyak pengguna printer yang mencari cara-cara kreatif untuk menghemat. Bukan berarti harus berhenti mencetak, lho. Ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar cartridge tinta lebih awet dan pengeluaran tidak membengkak.
Pertama, gunakan mode draft saat mencetak dokumen yang tidak terlalu penting, seperti draf skripsi atau materi rapat internal. Mode ini akan menggunakan lebih sedikit tinta dan mempercepat proses cetak. Walaupun hasilnya tidak seoptimal mode normal, ini sangat efektif untuk menghemat.
Kedua, pilih font yang lebih hemat tinta. Terdengar sepele, tapi beberapa riset menunjukkan bahwa ada font yang memang lebih irit tinta. Font seperti Garamond, Times New Roman, atau Calibri biasanya menggunakan lebih sedikit tinta dibandingkan font tebal dan padat seperti Arial Black.

sumber gambar: unsplash.com
Ketiga, pertimbangkan tinta refill atau cartridge alternatif. Ini memang sedikit berisiko, tapi banyak penyedia jasa yang menjual tinta isi ulang dengan kualitas yang baik dan harga jauh lebih terjangkau. Namun, pastikan memilih tempat yang tepercaya agar printer tidak rusak akibat tinta berkualitas rendah.
Terakhir, jika punya dana lebih, pertimbangkan untuk beralih ke printer dengan sistem tangki tinta. Banyak pabrikan kini menawarkan printer jenis ini yang memungkinkan pengguna mengisi ulang tinta dari botol. Meskipun harga printer-nya lebih mahal di awal, biaya operasionalnya jauh lebih hemat dalam jangka panjang karena harga botol tinta tangki jauh lebih murah dan isinya lebih banyak.
Jadi, meskipun harga tinta printer terbilang mahal, ada banyak cara untuk tetap bisa mencetak tanpa harus bikin dompet "menangis". Dengan sedikit trik, masalah printer tidak akan lagi menjadi momok yang menakutkan, dan kita bisa lebih fokus pada pekerjaan atau tugas-tugas penting lainnya. Selamat mencetak dengan hemat!