Mitos vs Fakta Sabun Pembersih Kewanitaan, Wajib Tahu!

sumber gambar: Maria Antadze via pexels
Banyak yang bertanya, haruskah menggunakan sabun pembersih kewanitaan? Perawatan area intim seringkali menjadi topik sensitif, padahal edukasi yang benar sangat penting untuk kesehatan. Produk yang dikenal sebagai feminine wash ini dirancang khusus untuk membantu menjaga kebersihan dan keseimbangan area luar organ kewanitaan.
Area luar organ intim (vulva) memiliki lingkungan yang unik. Tidak seperti kulit pada umumnya, area ini memiliki tingkat keasaman (pH) yang rendah, yaitu sekitar 3.8 hingga 5.0. Tingkat pH asam ini adalah garis pertahanan alami yang berfungsi melindungi dari pertumbuhan bakteri dan jamur jahat.
Fungsi Penting Feminine Hygiene
Menggunakan sabun mandi biasa untuk membersihkan area intim sebenarnya kurang disarankan. Sabun mandi biasa umumnya memiliki pH yang lebih tinggi (alkaline), yang berisiko mengganggu keseimbangan alami area kewanitaan.
Inilah mengapa feminime wash hadir. Produk ini diformulasikan dengan pH yang sangat mendekati pH alami area intim. Fungsinya adalah membantu membersihkan sisa keringat, sel kulit mati, atau cairan alami yang menumpuk di area vulva, sekaligus menjaga keseimbangan pH agar bakteri baik (Lactobacillus) dapat terus bekerja. Dengan demikian, risiko timbulnya bau tak sedap dan rasa gatal akibat ketidakseimbangan dapat diminimalisir.
Cara Pakai Pembersih Kewanitaan yang Tepat
sumber gambar: Chiociolla via iStock
Meskipun bermanfaat, penggunaan feminine hygiene juga harus tepat. Area dalam organ kewanitaan (vagina) memiliki kemampuan untuk membersihkan diri sendiri. Oleh karena itu, feminine wash hanya boleh digunakan untuk membersihkan bagian luar (vulva) saja.
Berikut panduan singkatnya:
-
Tuang sedikit feminine wash ke telapak tangan yang basah.
-
Usapkan lembut pada area luar organ kewanitaan dari arah depan ke belakang.
-
Bilas hingga bersih dengan air mengalir.
-
Keringkan area intim dengan handuk bersih sebelum mengenakan pakaian dalam.
Pilihlah feminine wash yang tidak mengandung pewangi kuat, pewarna, atau deterjen keras (SLS/SLES), karena zat-zat tersebut dapat memicu iritasi. Bahan alami seperti lactic acid dan ekstrak daun sirih sering menjadi kandungan yang direkomendasikan karena efektif dalam menjaga kebersihan tanpa mengganggu flora alami.
Jadi, pembersih kewanitaan dapat menjadi bagian penting dari rutinitas feminine hygiene sehari-hari asalkan digunakan dengan benar dan memilih produk dengan formula yang lembut dan sesuai pH.





