Pilih Teko Listrik atau Ketel Kompor? Panduan Buat Dapur Mungil

sumber gambar: Phenyo Deluxe via pexels
Ada benda-benda di dapur yang seolah tak pernah lekang oleh waktu, salah satunya adalah teko atau ketel. Dulu, kita akrab dengan suara siulan khas dari teko pemanas air di atas kompor. Bunyi melengking itu adalah penanda bahwa air sudah mendidih dan siap diseduh. Namun, kini ada pesaing baru yang tak kalah populer: teko listrik. Pertanyaannya, mana yang lebih cocok untuk kita?
Jika melihat kecepatan, teko listrik jelas pemenangnya. Dalam hitungan menit, air di dalamnya bisa mendidih sempurna. Ini sangat membantu bagi mereka yang hidup serba cepat, misalnya saat ingin buru-buru membuat kopi sebelum berangkat kerja. Beda dengan ketel kompor yang perlu waktu lebih lama, apalagi jika api kompor tidak terlalu besar.
sumber gambar: Pavel Danilyuk via pexels
Dari segi keamanan, teko pemanas air modern ini juga unggul. Mayoritas teko listrik dilengkapi fitur otomatis mati saat air mendidih. Jadi, tidak perlu khawatir lupa mematikan saat sibuk melakukan hal lain. Sedangkan dengan ketel kompor, kelalaian sedikit saja bisa membuat air meluap dan api padam, atau bahkan jika dibiarkan terlalu lama bisa merusak ketel.
Desain keduanya pun punya keunggulan masing-masing. Ketel kompor menawarkan kesan klasik dan retro yang estetik. Sementara itu, teko listrik hadir dengan desain yang lebih ringkas dan minimalis, cocok untuk dapur modern atau bahkan di meja kerja. Apalagi sekarang ada teko listrik yang bisa diatur suhunya, ideal untuk mereka yang menyukai berbagai jenis teh.
Pada akhirnya, pilihan kembali ke selera dan kebutuhan. Jika suka dengan nuansa tradisional, ketel kompor adalah pilihan yang pas. Namun, bagi mereka yang mengutamakan kecepatan, kepraktisan, dan keamanan, teko listrik jelas jadi jawaban.


